Selasa, 02 Agustus 2011

Geopolitik Timur Tengah

Geopolitik sangat lekat dengan masalah geografi, space, aktor-aktor internasional, negara dan politik negara. Dimana geopolitik merupakan studi mengenai pengaruh faktor-faktor geografis – iklim, demografi, posisi strategi- terhadap suatu kebijakan negara atau kebijakan luar negerinya. Politisasi keadaan geografis ini digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan bargaining power negara di hadapan negara lain. Oleh sebab itu, konsep geopolitik berkaitan erat dengan negara yang memiliki power dan negara yang tidak memiliki power. Kawasan Timur Tengah terletak di sepanjang Asia Barat dan Afrika Utara juga di antara tiga benua, Asia, Afrika dan Eropa. Letaknya yang berada di perbatasan tersebut memberikan kemudahan akses yang strategis menuju negara-negara di tiga benua tersebut. Alfred Thayer Mahan (1902) mengemukakan istilah Timur Tengah ini untuk merujuk pada daerah di selatan Laut Hitam, dimana negara yang masuk dalam kawasan ini secara geografis adalah Bahrain, Siprus, Iran, Irak, Israel, Lebanon, Kuwait, Yordania, Oman, Qatar, Arab Saudi, Siria, Turki, Uni Emirat Arab, Yaman dan Mesir . Secara identitas budaya, cakupan kawasan Timur Tengah diperluas hingga Algeria, Tunisia, Libya, Sudan, Pakistan dan Afghanistan. Timur Tengah memiliki tiga wilayah penting yaitu, Mesopotamia, Siria-Palestina dan Mesir, yang ketika dihubungkan akan membentuk bulan sabit .
Wilayah Mesopotamia memiliki saluran air yang tersambung dengan Sungai Efrat , juga memiliki dua sungai besar lain yaitu Sungai Nil dan Tigirs, sehingga pada jaman neolitikum peradaban bercocok tanam sudah dilakukan.Masyarakat kuno di kawasan ini mempunyai daerah pertanian yang subur yang memunculkan potensi perdagangan hasil tani. Selain peradaban bercocok tanam, seni sastra terlihat dengan ditemukannya huruf paku oleh bangsa Sumer . Berbeda dengan wilayah penting pertama di Timur Tengah, Siria-Palestina hanya memiliki dua sungai kecil, yaitu Yordan dan Orontes. Sunga ini dijadikan jembatan penghubung Mesir dan Mesopotamia – sering disebut Via Maris- sehingga bangsa besar menjadikan lokasi ini strategis bagi kepentingan ekonomi. Wilayah ketiga adalah Mesir yang memiliki peradaban maju secara cepat karena dipengaruhi letak Sungai Nil.
Kawasan Timur Tengah dipersatukan oleh sistem kekaisaran yang pertama kali bernama Persia. Kekaisaran Persia memerintah seluruh daerah di Timur Tengah hingga India dan Laut Tengah. Jatuhnya kekaisaran Persia menyebabkan budaya Yunani menyebar di beberapa negara di Timur Tengah, juga peninggalan Romawi ketika melakukan ekspansi ke kawasan ini dan masuknya Islam dengan cara penaklukan Arab dan Turki yang dilanjutkan dengan cara perorangan. Perluasan wilayah Timur Tengah setelah kekaisaran Persia dilakukan oleh Kerajaan Ottoman yang berada di Konstantinopel – Istanbul – hingga mencakup wilayah Afrika Utara dan Eropa.
Peradaban pertama yang berkembang pesat terjadi di Timur Tengah dengan kejayaan raja-rajanya, sumber daya alam yang dibutuhkan oleh negara dunia juga banyak terdapat di Timur Tengah. 65 % cadangan minyak dunia terletak di kawasan ini . Inilah yang menyebabkan posisi Timur Tengah di dunia internasional menjadi penting bagi negara lain. Tak jarang kepentingan asing berpengaruh bagi serangkaian konflik yang terjadi di Timur Tengah. Awal abad ke-20 negara Barat mulai melakukan eksplorasi minyak di kawasan ini dengan perusahaan-perusahaan minyaknya yang diawali oleh Inggris dengan British Iranian Oil yang bertahan hingga tahun 1951, sebelum nasionalisasi perusahaan tersebut oleh pemerintah Iran. Pasca Perang Dunia II, Amerika muncul sebagai kekuatan tunggal yang mengambil alih posisi Inggris di Timur Tengah. Hegemoni Amerika di sempat mengalami hambatan ketika krisis Minyak tahun 1973 dimana negara-negara Timur Tengah melakukan embargo minyak ke negara yang dianggap sebagai sekutu Israel. Embargo yang disebabkan oleh Perang Arab-Israel ini berdampak pada kenaikan harga minyak menjadi delapan kali lipat oleh negara anggota OPEC dan juga kolapsnya industri di negara konsumen minyak. Revolusi Iran tahun 1979, Perang Irak-Iran tahun 1980, Perang Teluk tahun 1991, hingga Invasi Amerika ke Irak yang dibawa melalui isu Weapon Mass Destruction juga memberikan dampak signifikan pada fluktuasi harga minyak dunia.
Semenjak ekspansi Zionisme oleh Yahudi, kawasan di Timur Tengah dapat dicirikan sebagai kawasan yang konfliktual. Berbagai isu, seperti WMD, terorisme, fundamentalisme dan nasionalisme, minyak, hingga perbatasan. Konflik-konflik tersebut memiliki keterkaitan dengan fluktuasi harga minyak dan pasokannya ke dunia yang mengancam kepentingan negara khususnya negara industrial juga berdampak pada anggaran belanja negara lain. Timur Tengah berada pada posisi strategis dengan cadangan minyak terbersar dunia sehingga juga menyebabkan kesejahteraan penduduk negara di Timur Tengah pada level yang tinggi kecuali di Mesir dan Yaman. Kebutuhan akan minyak yang terus meningkat sementara cadangan minyak yang terus berkurang akan memberikan kesempatan bagi negara kawasan Timur Tengah dalam menaikkan posisi tawarnya dana geopolitik global. Banyak kepentingan negara berada di kawasan ini dengan tujuan utama yaitu memastikan stabilitas minyak untuk kebutuhan mereka disamping eksplorasi energi alternatif untuk menggantikan penggunaan minyak di masa depan.

Kesimpulan dan Opini :
The cradle of civilization tepat ditujukan bagi kawasan ini karena peradaban pertama banyak di temukan di daerah ini. Secara geografis, Timur Tengah memiliki sumber daya nomer satu dunia yaitu minyak yang dapat digunakan sebagai tujuan politik negara untuk menaikkan posisis tawar internasionalnya. Pengelolaan minyak di kawasan ini tidak lepas dari pengaruh negara Barat dengan perusahaan kilang minyak dan tenaga ahli yang diletakkan disana untuk memastikan pasokan minyak bagi negara mereka. Secara geopolitik, kawasan ini memang sangat strategis secara geografis saja, namun juga kekayaan alam yang dimilikinya juga berpengaruh bagi strategi geoekonomi suatu negara. Seperti yang dijelaskan oleh Mackinder, Eurasia merupakan heartland, Timur Tengah berada di kawasan ini. Pembahasan tentang Timur Tengah memang sangat berkaitan dengan isu minyak dan kondisi Timur Tengah yang konfliktual. Minyak menjadi faktor utama mengapa Timur Tengah menarik bagi negara-negara besar banyak kerjasama yang dilakukan dalam bentuk penyediaan tenaga ahli eksplorasi minyak dan pendirian perusahaan kilang minyak. Banyak cara yang dilakukan negara besar khususnya AS untuk tetap mempertahankan pengaruhnya di kawasan ini melalui nilai-nilai globalisasi seperti liberalisme, demokrasi, juga perlawanan terhadap terorisme. Mereka juga akan campur tangan ketika terjadi konflik atau pemberontakan di kawasan ini. Usaha perdamaian lebih efektif ketika itu berasal dari negara sekawasan namun memiliki bargaining position tinggi di dunia internasional, seperti Arab Saudi. Karena konflik tersebut sangat berpengaruh pada harga minyak dunia yang dipastikan melonjak. Meskipun ada kawasan lain dengan cadangan minyak seperti Venezuela dan kawasan Afrika, kawasan Timur Tengah tetap menjadi primadona karena ada rezim minyak yang terlibat untuk mengontrol dan memfasilitasi kerjasama dalam OPEC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar